Kegiatan Mahasiswa


 

Soft skill menjadi frase yang sering dibahas dalam beberapa tahun ini di IT Telkom. Soft skill telah menarik perhatian penting para akademisi untuk menjadi perhatian penting. Perusahaan telah banyak memberikan masukan lemahnya kompetensi soft skill lulusan. Hal tersebut tidak hanya terjadi hanya di IT Telkom tapi terjadi juga di beberapa kampus lain seperti Institut Teknologi Bandung. Sof skill sangat menentukan kesuksesan lulusan di dunia kerja dan wirausaha. Soft skill mencakup kemampuan manajerial, leadership, komunikasi, dan lain-lain. Lulusan dengan kemampuan lengkap akan semakin sukses dalam dunia nyata setelah lulus dari dunia akademik.

Kegiatan mahasiswa di kampus dapat dibedakan dalam bentuk kegiatan akademik dan non akademik. Kegiatan akademik saat ini masih banyak dipengaruhi oleh kegiatan belajar. Mahasiswa bersifat pasif dengan materi-materi di kelas. Kampus sudah mendorong untuk belajar aktif namun berjalannya masih lambat. Banyak faktor yang mempengaruhi dan salah satunya adalah lingkungan. Lingkungan IT Telkom masih belum kondusif dimana mahasiswa masih memiliki budaya pasif. Akibatnya, active learning masih belum berjalan dengan efektif. Kegiatan kemahasiswaan saat ini masih dianggap sebagai kegiatan non akademik. Mahasiswa lebih ekspresif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan dalam pengembangan soft skill. IT Telkom berusaha membuat konsep embeded learning dengan mencoba memasukkan pembelajaran soft skill dalam pembelajaran kelas. Namun, saya rasa hal tersebut masih belum efektif saat ini. Penyebabnya adalah lingkungan dan budaya masih belum mendukung. Dikotomi kegiatan akademik dan non akademik di kepala mahasiswa dan dosen masih belum berubah bahwa kegiatan akademik ada di kelas dan kegiatan non akademik di luar kelas. Oleh karenanya, mind set ini harus dirubah pertama kali agar konsep embeded learning berjalan efektif.

Lingkungan IT Telkom masih belum kondusif dimana mahasiswa masih memiliki budaya pasif.

Keberadaan himpunan dan ukm sebagai organisasi kemahasiswaan mempunyai peran penting. Selain organisasi tersebut, beberapa organisasi juga mempunyai peran penting lainnya seperti laboratorium, keprofesian dan pusat kajian. Tata kelola organisasi mahasiswa perlu diatur agar pencapaian tujuan pembelajaran menjadi efektif. Saya rasa tidak semua organisasi di atas adalah organisasi non akademik. Beberapa pengaturan tersebut diantaranya adalah menetapkan garis pembinaan organisasi. Beberapa pengaturan tersebut antara lain:

  • Himpunan, laboratorium, keprofesian dan pusat kajian adalah organisasi akademik dimana pembinaannya ada di bawah fakultas. Organisasi ini bertanggung jawab terhadap fakultas dan wajib mendukung kegiatan-kegiatan akademik untuk pengembangan skill
  • UKM yang berbasis pada budaya dan olahraga merupakan organisasi di luar akademik sebagai penyakuran hobby dan keminatan

Namun demikian, kedua jenis organisasi tersebut tetap berada di bawah koordinasi bagian kemahasiswaan. Kegiatan kemahasiswaan perlu terpusat proses administrasinya agar terkontrol namun kegiatannya perlu diarahkan dengan jelas pencapaian tujuannya.

Tata kelola organisasi mahasiswa perlu diatur agar pencapaian tujuan pembelajaran menjadi efektif.

Bagian kemahasiswaan mempunyai peran penting dalam pengembangan soft skil. Bagaian kemahasiswaan tidak terlepas dalam proses belajar mengajar karena mempunyai peran dalam membangun lingkungan dan budaya yang kndusif dalam pembelajaran. Mahasiswa saat ini masih pasif untuk berharap mendapatkan ilmu dengan cara konvensional. Bagian kemahasiswaan harus mampu merubah mind set mahasiswa untuk aktif secara mandiri mengembangkan diri. Kemandirian tersebut akan mempengaruhi cara belajar mahasiswa dan cara berorganisasi mahasiswa. Oleh karenanya, arah dan tujuan dari kegiatan mahasiswa harus terarah dan bersinergi dengan kegiatan kampus baik akademik maupun non akademik.

Sisi lain yang tidak kalah penting adalah masalah kntribusi pada institusi. Sudah menjadi hal umum bahwa keberhasilan mahasiswa dalam kancah lomba baik nasional dan internasional dapat mempengaruhi pilihan orang tua dalam menyekolahkan putra putrinya. Keberhasilan lomba mahasiwa dapat mendorong persepsi pasar atas keberhasilan proses pembelajaran di kampusnya. Keberhasilan ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya. Lingkungan dan budaya perlu mendukung baik dalam diri mahasiswa dan dosennya. Keaktifan mahasiswa sangat menentukan kemauan untuk mengembangkan diri, mengikuti lomba, mempersiapkan diri, dan lain-lain. Hal tersebut tidak terlepas dari proses pembelajaran mahasiswa untuk mandiri dan aktif dalam mengembangkan diri.

Keaktifan mahasiswa sangat menentukan kemauan untuk mengembangkan diri, mengikuti lomba, mempersiapkan diri, dan lain-lain. Hal tersebut tidak terlepas dari proses pembelajaran mahasiswa untuk mandiri dan aktif dalam mengembangkan diri.


Leave a Reply