Adikku


Kurang lebih 2 tahun adikku telah meninggal. Adik yang aku sayangi karena kepolosannya. Adikku meninggal karena sakit. Di saat dia sakit, aku sempat menetapkan hati bahwa aku akan tinggal dengannya nanti. Namun, sebelum aku memenuhinya dia telah pergi meninggalkan kami keluarganya.dia mungkin tidak mau merepotkan kami.

Malam ini, aku bermimpi kembali tentangnya untuk kesekian kali. Dia datang dengan keadaan seperti saat dia meninggal yaitu pada umur 25 tahun kalau tidak salah. Aku bersama ibuku dan dia datang tapi tidak mau mendekat. Aku berkata pada ibuku, “Bu, aku mau membuatkan tempat tinggal untuknya”. Sebelum aku menyampaikan padanya, dia tidak mau mendekat dan hanya menyodorkan uang beberapa lembar di tangannya. Adikku berkata, “ini…”. Aku langsung menangis dan aku peluk dia hingga aku terduduk. Aku berkata, “aku minta maaf”.

Malam ini, aku bermimpi kembali tentangnya untuk kesekian kali.

Saat aku menulis ini hari masih pagi, pukul 2 lebih 37 menit. Hatiku berkecamuk dan air mataku mengalir. Aku masih merasa sedih kala mengingatnya. Aku ingat bahwa aku belum memenuhi apa yang aku janjikan sendiri untuk adikku yang kusayangi. Aku lupa pada saat aku pulang kemarin aku tidak berziarah ke makamnya.

Aku sadar bahwa saat ini ada yang kurang dalam diriku. Aku saat ini merasa sangat takut mati. Penyakit yang dipesankan nabi agar hal itu tidak terjadi pada umatnya. Aku tahu bahwa aku saat ini masih setengah umur nabi. Namun, ketakutan itu serasa berlebihan melebihi orang yang memasuki umur senja. bagiku, takut mati merupakan tanda bahwa aku sebenarnya belum siap untuk mati. Aku tidak dalam keadaan keimanan seorang muslim untuk selalu berserah diri pada-Nya.

Kematian merupakan hal wajar yang dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Oleh karenanya, siapapun harus siap menghadapinya. Ketidaktenangan dalam menghadapi kematian menjadi ukuran bahwa seseorang tersebut belum siap menghadapinya. Kesiapan tersebut akan dipengaruhi seberapa siap dia telah memenuhi bekal yang akan dipertanggungjawabkannya nanti.

Aku menetapkan diriku saat ini untuk mempersiapkan hidup ini kembali untuk-Nya. Aku sadar bahwa suatu saat aku pasti menyusul adikku, PASTI. Aku tidak mau menjadi orang yang lalai dalam hidupku dan akhirnya aku tidak dapat kembali. Aku memang bukan orang yang suci tapi aku akan berusaha mempersembahkan yang tebaik dalam hidukku untuk-Nya.

Aku sadar bahwa suatu saat aku pasti menyusul adikku, PASTI.

Terima kasih atas kedatanganmu dalam mimpiku, adikku. Aku sayang kamu. Maafkan, jika aku bersalah padamu. Suatu saat, aku pasti meyusulmu. Ingatkan aku selalu bahwa aku pasti akan menyusulmu dan tidak lupa untuk mempersiapkan kehidupan nanti yang lebih kekal. Insya Alloh dan bismillah …


Leave a Reply